ADA ONTA DI MASJID AR-ROHMAN NGLAMPENG, JETIS, KLATEN SELTAN, KLATEN

Awalnya sedikit kaget ada onta di samping Masjid dengan mulut ditutup, tetapi setelah kami amati ternyata hanya sekedar ilustrasi saja untuk memeriahkan sebuah acara yang di ikuti oleh warga Nglampeng Desa Jetis Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten.

Suasana pedesaan yang nampak terasa jelas sekali membuat kamipun merasakan sebuah kenyamanan dengan suara gemercik air sungai serta persawahan yang berada di samping dari Masjid Ar-Rohman Dukuh Nglampeng Desa Jetis  Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten tersebut. Dengan penuh kesederhanaan nampaknya tak sedikitpun membuat kami merasa ada yang kurang dan bahkan malah membuat hati makin tentram untuk berada di sini. Keramahan dari jama'ah yang hadirpun membuat kami merasa tersentuh dan ingin mengobrol berbincang lebih lama lagi tetapi memang semua setelah selesai merekapun harus menjalani kehidupan masing-masing dimana ada yang melanjutkan pekerjaan dan ada pula yang mengurus tanggul yang memang sedang dikerjakan yang letaknya tak berjauhan dengan Masjid Ar-Rohman ini.


Baca juga : Lalu-lintas di atas kertas by Nekia
Masjid Ar-Rohman ini berada di paling pinggir dari Dukuh Nglampeng tersebut dan berbatasan langsung dengan sungai serta persawahan di samping sungai tersebut sehingga benar-benar memiliki suasanya yang tenang serta nyaman. Masjidpun tidak terlalu besar tetapi dapat menampung hampir seluruh warga dan bahkan dibagian pelataranpun sudah dibuatkan atap sehingga jika ada kegiatan seperti ibadah sholat idul fitri ini dapat menampung seluruh jama'ah yang hadir dengan memanfaatkan pelataran atau teras tersebut.


Mengutip Khutbah Imam Masjid Ar-Rohman "dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka" dari sinilah diharapkan apa yang disampaikan tersebut membuat para jama'ah yang hadir agar menerapkannya sehingga kebersamaan, kesejahteraan dapat terwujud. 

Masjid Sorowaden Desa Kahuman Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten


Masjid Sorowaden yang berada di desa Kahuman Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten merupakan salah satu lagi dari masjid tua yang berada di Klaten dimana memang dari sesepuh di Sorowaden menyebutkan bahwasanya ini masjid sejak mbah saya saja sudah ada. 

Masjid yang luas tentunya dapat menampung seluruh jama'ah yang hadir, sehingga tidak perlu lagi mendirikan Masjid ditempat atau dilingkup tersebut karena satu masjidpun akan menjadikan ukuwah antar umat menjadi terjalin dengan baik. Walaupun sedikit pemugaran tetapi unsur-unsur budaya lama seperti daun pintu yang lama masih menempel dengan kondisi baik.


Seperti gambar di atas dimana terdapat benda yang berumur lama yaitu alat katrol air sumur timba, dimana anda harus memutar alat tersebut agar air dapat terangkat sampai ke atas. tentunya alat tersebut tercipta lebih dulu dibandingkan dengan alat katrol yang sekarang telah kita temui disumur-sumur timba yang sekarang, dah bahkan sekarang menggunakan listrik yang memudahkan kita dalam memompa atau mengambil air dari sumur, dan bahkan tak nampak sumur lagi karena hanya melalui pipa bor yang berdiameter kecil.

Simak Juga & Tinggalkan Jejak


Mengutip Khutbah Sholat Jum'at Imam Masjid Sorowaden "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu" dan semoga kita berada diantaranya Amin. Dan dengan adanya MI yang berdiri dalam lingkup Masjid Sorowedan tersebut dapat mengajarkan bagaimana sebuah ketakwaan yang tertanam dalam sanubari.


Masji As-Solihin

Masjid As-Sholihin merupakan Masjid yang berdiri kokoh dan besar serta luas berada di Dukuh Turusan, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Baca juga : Masjid Al-Agung Kauman, Jimbung, Kalikotes, Klaten
Dengan begitu luasnya tentunya Msjid ini dapat menampung seluruh jama'ah yang hadir terutama untuk Dk. Turusan, Desa Jemawan tersebut yang mana untuk halaman depan Masjidpun sangatlah luas.

Baca juga : Masjid Baitul Hakim Semangkak
Masjid ini memiliki tempat tersendiri untuk belajar mengaji dan kegiatan lainnya, sehingga membuat Masjid As-Sholihin tentunya menjadi makmur, Warga sekitarpun terlihat antusias sekali dalam melakukan kegiatan dilingkungan Masjid yang tentunya menambah erat tali persaudaraan antar warga yang terjalin dalam satu lingkup Masjid As-Sholihin tersebut.

Baca juga : Masjid Majasem berdiri sejak 1300an Masehi
Melihat dari besarnya Masjid As-Sholihin tentunya diharapkan pengurus serta warga melakukan kegiatan rutin untuk membersihkan dan menjaga agar Masjid selalu bersih dan terlihat lebih rapi, agar jama'ah yang datangpun menjadi lebih nyaman dan penuh dengan kekhusyukannya. Lingkungan yang masih asri juga menambah kesan tersendiri dimana kenyamanan, ketenangan suasananya membuat kita betah-betah berada di Masjid yang luas dan besar tersebut.

Simak Juga & Tinggalkan Jejak

Baca juga : Masjid Nurul Iman
Mengutip imam Masjid As-Sholihin "Jangan menampakan ego masing-masing tetapi berbuatlah yang bermanfaat bagi sesama" rasanya dari beberapa bulan terakhir kami selalu didengarkan akan kebaikan antar sesama yang membuat kita makin mantap bahwasanya hidup tidak untuk saling bersikut-sikutan akan tetapi saling merangkul dan menata masa depan yang lebih cerah dengan kebersamaan. Semoga Masjid As-Sholihin menjadi bukti dimana dengan adanya berbagai pandangan diluar sana tetapi didalam Masjid menjadi satu tujuan untuk bersama dan kemakmuran Masjid ini.

Masjid Agung Kauman, Jimbung, Kalikotes, Klaten

Masjid Agung Kauman, Jimbung, Kalikotes, Klaten merupakan Masjid yang di lindungi di Wilayah Kabupaten Klaten, seperti halnya yang lainnya seperti Masjid Golo Pandanaran Bayat serta Masjid Majasem yang telah berdiri sekitar 1300an tahun silam, terlihat dari arsitek bangunan yang berupa kayu penyangga dengan umur yang begitu tua sehingga sangat perlu dilestarikan dan dilindungi.

Baca juga : Masjid Baitul Hakim Semangkak
Masjid Agung Kauman ini sebelum kita masuk ke Masjid dikelilingi oleh kolam air yang dimaksudkan untuk menjaga kebersihan kita sebelum menginjak lantai Masjid Agung ini, tetapi seiring berkembangnya jaman tentunya setiap orang sudah memiliki atau menggunakan alas kaki sehingga tidak perlu lagi melewati kolam tersebut, dan sekarang sudah terpasang jembatan untuk melintasi kolam tersebut, dan adapun tempat wudhu berada di pojok paling depan sebelum masuk ke Masjid sehingga benar-benar anda bersih sebelum menginjak batas suci dari Masjid Agung Kauman tersebut.

Baca juga : Mie Ayam Selera Klaten

Papan yang menunjukan untuk perlindungan sebuah cagar budaya juga nampak terlihat jelas sebelum kita memasuki Masjid Agung Kauman tersebut, sehingga benar-benar jelas sekali bahwa cagar Budaya berupa Masjid tersebut dilindungi oleh undang-undang karena memang keberadaan Masjid ini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan umat manusia di Dunia dengan mengerti akan sejarah-sejarah yang ada di Indonesia dan khususnya di wilayah Kabupaten Klaten.

Baca juga : Taman Lampion Baru Klaten

Salah satu lagi yang unik dari Masjid Agung Kauman ini adalah dimana terdapat beberapa pilar atau saka dari kayu dan sudah dipondasi dibagian bawahnya sehingga dimana yang datang duluan mereka sengaja mendekati pilar tersebut untuk bersandar, sembari mendekatkan diri dengan berdzikir dalam ketenangan dan kenyamanan serta keheningan yang ada di Masjid Agung tersebut.

Simak Juga & Tinggalkan Jejak

Mendengarkan khutbah jum'at dalam Masjid Agung Kauman sangatlah tenang dan menyerap dalam sanubari dimana nuansa masa lampau sangat kental dalam Masjid ini dengan khutbah yang menerangkan betapa pentingnya menjaga kedamaian antar umat tentunya membuat hati makin tentram. Dan harapan semoga Masjid ini akan terawat dengan baik sehingga anak-cucu dan bahkan beberapa keturunan kita akan mendapatkan kemegahan serta sejarah dimasa yang akan datang.

disitulah yang kulihat dan yang kudengar

Masjid Majasem Berdiri Sejak 1300an Masehi

Masjid Majasem dinamakan Masjid Al-Makmur berada di Dukuh Majasem, Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten berdiri sejak tahun 1300an masehi, disini terjadi beberapa pemugaran seperti di tahun 1700an dimasa Kasunanan Surakarta dengan Kesultanan Jogjakarta berpisah, serta pembuatan serambi yang dibuat sekitar tahun 1934 serta dilakukan pemugaran lagi pada tahun 2003 silam.

Kami mendapatkan informasi dari takmir Masjid serta ada sesepuh yang menceritakan bagaimana kisah turun temurun yang berada di Masjid Majasem tersebut. Serta memberikan informasi berdasarkan prasasti dari keramik yang terpampang didinding-dinding dari Masjid Majasem ini, berdasarkan informasi kebenaran dari tahun 1300an ini tentunya Masjid ini lebih tua dari Masjid Demak dan juga Masjid yang berada di salah satu wilayah Klaten lainnya yaitu Masjid Joglo di lingkungan Sunan Pandanaran. Masjid ini tentunya tersemat perlindungan dari cagar budaya yaitu Undang-undang No. 11 Tahun 2010, karena memang Masjid Majasem ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Terlihat dalam gambar di atas dimana arsitek dari bangunan interior Masjid Majasem ini sangatlah kuno tanpa ada ukiran yang modern hanya saja kayu yang utuh serta ukiran seadanya dengan garis lurus saja yang memberikan kesan lebih seni kali ya. Tentunya warga sekitar khususnya Dukuh Majasem harus berbangga hati dimana mereka mimiliki Masjid yang perlu dilestarikan dan dimakmurkan agar sejarah akan selalu diingat oleh anak-anak dimasa mendatang.


Mengutip Khutbah Imam Jum'at Masjid Majasem "Kita harus senantiasa bersyukur walau dalam keadaan seperti apapun baik suka maupun duka, karena disaat kita berduka atau bersedih itu tidak seberapa dibandingkan dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua" Kalimat tersebut sungguh menentramkan hati dan pikiran kita karena nikmat yang telah kita terima sangatlah banyak dan tak terhitung nilainya maka Alhamdulillah.